Pemanfaatan Media Sosial Untuk Pembelajaran



Tidak dapat dipungkiri bahwa kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di PKBM, SKB maupun lembaga-lembaga penyelenggara pendidikan nonformal setiap hari memiliki berbagai kelemahan dan keterbatasan yang ada, seperti dari segi peserta didik. Sebagian besar peserta didik tidak siap menerima materi yang diajarkan oleh tutor dengan alasan terlalu lelah dan capek karena sudah seharian bekerja. Peserta didik sering terlambat masuk kelas bahkan ada yang tidak masuk dikarenakan tuntutan ekonomi keluarga.

Dari segi tenaga pengajar atau tutor, tidak semua adalah murni menekuni dunia pendidikan. Sebagian dari mereka juga merupakan pegawai atau ASN yang mempunyai tupoksi selain mengajar. Sehingga image dunia pendidikan non formal sebagai profesi yang di nomor duakan sangat kental. Dari kondisi ini tentunya banyak juga tutor yang secara penuh tidak dapat menyampaikan materi pembelajaran secara maksimal, banyak tutor yang kelelahan pada saat menyampaikan materi pembelajaran kepada peserta didiknya karena seharian mereka juga harus melakukan pekerjaan lainnya di kantor.

Suatu kiat, petunjuk, strategi dan seluruh proses belajar yang dapat mempertajam pemahaman daya ingat, serta belajar sebagai proses yang menyenangkan dan bermakna sangat dibutuhkan oleh peserta didik. Salah satu model, strategi dan pendekatan pembelajaran yang mengutamakan pada keterampilan tutor dalam mengelola pembelajaran yakni dengan menggunakan media sosial. Tujuan pokok pembelajaran melalui media sosial adalah untuk meningkatkan motivasi dan minat belajar, karena tidak dapat dipungkiri sekarang ini peserta didik lebih sering berhubungan dengan media sosial daripada media pembelajaran lainnya.

Dimensi pengembangan konteks pembelajaran dengan memanfaatkan media sosial yaitu suasana belajar yang tidak terikat oleh ruang dan waktu, karena setiap peserta didik dapat mengikuti pembelajaran kapanpun dan dimanapun mereka  berada. Pembelajaran melalui media sosial mengonsep tentang “menata ruang belajar yang tepat” yaitu bagaimana upaya penataan situasi dan kondisi lingkungan belajar yang optimal baik secara fisik maupun mental.

Proses pembelajaran dapat dilakukan dengan memanfaatkan beberapa aplikasi fitur-fitur  yang ada dalam situs media sosial. Sebagai contoh dapat menggunakan aplikasi seperti facebook: Facebook share, fitur ini bisa digunakan sebagai sarana untuk membantu pembelajaran. Tutor bisa men-share apapun (materi pelajaran berupa modul, artikel, tugas mandiri, dan sebagainya) kepada peserta didik. Facebook Quiz, fitur ini dipakai untuk melakukan quiz online dalam materi pembelajaran. Tutor dapat membuat quiz-nya melalui media ini, kemudian meminta seluruh peserta didik untuk mengerjakan quiz tersebut.

Facebook Note, dengan sarana ini tutor bisa memotivasi peserta didik untuk saling berdiskusi mengenai tema/topik pembelajaran tertentu. Tutor hanya membuat note materi pembelajaran, kemudian men-tag kepada selurih peserta didik untuk melakukan diskusi bersama. Tentunya pemanfaatan facebook ini pastinya akan lebih menarik dikalangan peserta didik, karena dengan memanfatkan media sosial tersebut mereka bisa belajar dengan kondisi yang menyenangkan dan tidak membosankan.

Selain facebook ada juga WA (whats app) yang dapat dimanfaatkan untuk proses pembelajaran. WA lebih simple dibandingkan facebook, karena dengan WA tutor dan peserta didik dapat melakukan teleconfrence atau video call  untuk melakukan pembelajaran yang tidak dapat dilaksanakan di dalam kelas. Melalui media ini juga materi-materi yang di share  oleh tutor secara otomatis akan tersimpan di dalam handphone, sehingga dapat di baca atau dipelajari ulang oleh peserta didik.

Situs jejaring sosial (Social network site)  merupakan sebuah web berbasis pelayanan yang memungkinkan penggunanya untuk membuat profil, melihat list pengguna yang tersedia, serta mengundang atau menerima teman untuk bergabung dalam situs tersebut. Tampilan dasar situs jejaring sosial ini menampilkan halaman profil pengguna, yang di dalamnya terdiri dari identitas diri dan foto pengguna. Tutor dapat melihat profil peserta didiknya yang terdaftar di grup kelas. Sementara itu peserta didik juga dapat melihat foto-foto rekannya yang satu kelas/program dengannya.

Keberadaan situs jejaring sosial ini dapat memudahkan tutor untuk berinteraksi dengan peserta didik, demikian juga sebaliknya. Jejaring sosial ini juga dapat membuat peserta didik berkomunikasi dengan peserta didik lainnya yang mengikuti program paket B namun berbeda lembaga bahkan berbeda provinsi sekalipun. Berbagi pengetahuan melalui jejaring sosial merupakan salah satu pemanfaatan internet secara positif.


Komentar